MATAHARI Kehidupan

MATAHARI Kehidupan
Monumen Matahari Terbit,-telah mengingatkan kita akan pandangan dan masa depan yang lebih baik. Mari kita sambut lembaran hidup dengan dihiasi oleh mutiara keimanan dan kemanusiaan.

Jumat, 04 Maret 2011

Dari Sahabat Kita

BAGAIMANA-BAGAIMANA SAJAK KU..?
bagaimana menyumpal

mulut anjing

sedang jiwaku cing



bagaimana menambat kuda

liar dan binal

sedang hatiku dis



bagaimana memberangus

tikus tikus

sedang nyaliku rus



bagaimana menghalau

serigala

sedang tekatku rang



bagaimana bagaimana Tuhan

menerimaku

sedang dzikirku lit



bagaimana bagaimana cinta

dapat kutangkap

sedang tobatku mat



bagaimana bagaimana surga

kuinjak

sedang batinku muh



bagaimana bagaimana lagi

tanpa ampunanMu

sedang mulutku mal



ch anam, Sidoarjo 2 Maret 2011




HANYA ORANG-ORANG BODOH YANG PERCAYA KEPADA TUHAN
oleh Ch Anam Ipe pada 03 Maret 2011 jam 20:44

Hanya orang orang bodoh yang percaya kepada Tuhan. Mereka yang pintar, berputar-putar, memanjangkan pikiran sepanjang-panjangnya, sehingga terpelanting dan terjerembab dalam kusutnya benang pikiran. Tak ada yang memuji kebodohan, selain Tuhan. Orang bodoh hanyalah manusia yang sederhana, apa adanya. Bukan mereka tak sekolah, tetapi mereka belajar banyak-banyak untuk menjadi bodoh, yaitu belajar di sekolah bodoh untuk "percaya mati" kepada Tuhan.



Kitab kebodohan terbentang lapang di dadanya orang-orang bodoh, bahkan merekapun tak tahu tentang masa, apa nanti dan mengapa kemarin. Orang bodoh hanya tahu hidup apa adanya sekarang. Baik, buruk, bagi orang bodoh sama-sama kebisuan, tidak menandakan apa-apa, karena baginya hanya Tuhan yang dipercaya. Karena Tuhan memenuhi rasa hatinya, maka mereka tak terlibat perdebatan orang-orang pintar, tentang benar dan salah, yang mereka tahu hanya bahwa Tuhan itulah segala-galanya.



Sekolah bodoh jauh lebih mahal dan jauh lebih sulit daripada sekolah untuk pintar. Untuk menjadi pintar orang belajar dengan sokongan orang banyak, pujian dan sanjungan, bahkan pemberian gelar-gelar kepintaran yang banyak dan macam-macam, mengagumkan. Sedangkan di sekolah bodoh, orang harus menjadi asing, tidak diterima, apa lagi dihargai. Sekali lagi hanya Tuhan yang mendampingi mereka siang malam, sedang orang banyak menyebutnya penyakit. Perangi kebodohan, jauhi sejauh-jauhnya, dan wajibkan semua orang menjadi pintar.



Orang bodoh itu punya ketakutan yang bukan karena ancaman, takut yang sebenarnya takut, karena mereka tidak tahu, tidak mengerti, tidak faham, tidak bisa menerima kepintaran. Jadilah mereka orang-orang yang selalu melarikan diri kepada perlindungan Tuhan terhadap segala ancaman karena kebodohan mereka. Sedangkan orang-orang pintar punya banyak cara untuk dijadikan alat penolong hidupnya.Mungkin sebab inlah orang-orang pintar hanya percaya kepada Tuhan sebagai simbol kerifan hidup saja, bukan tumpuan hidup.



Orang bodoh punya tabiat lemah, tak berdaya, orang lain menyebutnya tak berguna. Ketika orang bodoh sakit, mereka tidak mengerti obat, bahwa itu adalah zat kimia yang mengandung penyembuhan terhadap penyakit. Mereka menelan pil manjur atau bahkan pil super manjur dengan minta ampun kepada Tuhan seraya barharap kesembuhan dari Tuhan, bukan dari obat yang diminumnya. Ketika orang bodoh bekerja dan mendapatkan upah, mereka tidak mengerti arti uang sebagaimana orang-orang pintar yang menyebut uang sebagai alat pemenuhan kebutuhan. Sekalipun orang bodoh ini diupah 10 juta untuk kebutuhan istri dan 2 anak misalnya, mereka tetap meminta kecukupan hidup kepada Tuhan, karena mereka tidak tahu kalau uang sebanyak itu sudah sangat cukup, sebagaimana yang diketahui oleh orang-orang pintar seperti kita-kita. Bahkan ketika uangnya diminta orang, merekapun tidak keberatan, apalagi menyimpannya sembunyi-sembunyi, karena memang mereka tidak tahu kalu uang adalah barang ajaib yang harganya sama dengan darah.



Belajar menjadi bodoh seperti itu menjadi kuwajiban bodoh orang-orang pintar untuk bisa percaya mati kepada Tuhan. Sekurang-kurangnya, makin kita menuntut solusi hidup untuk menjalani hidup berhamba kepada Tuhan, kebodohan adalah gelar penghabisan, puncaknya kemanusiaan yang menjadikan kita benar-benar manusia. Tapi siapa berani menjadi bodoh dengan kemampuan kepintaran yang yang sudah diasah sejak lama, yang berarti akan melawan kepintarannya sendiri, dan bahkan akan menjadi perlawanan terhadap kepintarannya orang banyak. sanggupkah hidup terkucilkan, menjadi asing, dan menjadi orang yang aneh.



Betapa tidak, kebodohan menjadikan kita seperti masuk ke dunia lain yang tidak kita ketahui segala sesuatunya. Hidupnya orang bodoh selalu bersandar kepada kasih sayang dan pertolongan Tuhan semata, sambil tak memperdulikan bahwa Tuhan yang dijadikan gantungan hidup itu adalah sesuatu yang tidak kelihatan keberadaannya. Tentu ini adalah sebuah biaya yang mahal unuk menjadi orang bodoh.



Kalau ada kesempatan untuk berubah haluan, setiap saat tentu menjadi hamba Tuhan yang percaya mati kepadaNya menjadi pilihan. Tetapi sayangnya kepintaran ini tidak berarti apa-apa selain pertolongan Tuhan sendiri yang diharapkan, sebagaimana orang-orang bodoh percaya mati kepada Tuhan.


matahari tidak menerangi kenyataan
pengetahuan tidak menerangkan kesejatian
kekuasaan tidak mewujudkan kebenaran
kearifan hanya berarti pandai menyimpan kata hati
dengan kepura-puraan


*Elista Arum apa ygkn trjadi... :jika hidup hnya dlm kepura2an, demi tuk kbahagiaan org lain...dan dilakukn dg ikhlas tuk mengharap ridho-NYA semata...
Suka

*Gubug Mbah Sanusi :

Untuk urusan pura-pura kita nyanyikan saja lagu "Dunia ini Panggung Sandiwara" semoga akting kita sampai ketemu pada yang asli alias bukan pura-pura terus.
· Suka